Tingkatan Cdi Motor
Banyak yang masih bingung soal CDI. Semua produsen mengecap CDI
buatannya paling bagus. Dari yang dilabeli standar Jepang, no limiter
sampai racing. Apa sih bedanya? Untuk apa sih peruntukannya? Supaya
tidak bingung mari tanyakan kepada pembuatnya.
UNLIMITER
CDI
yang terus terang dan terang terus mengecap dirinya unlimiter yaitu
Varro. CDI keluaran Junior Motor Sport ini bentuk dan ukurannya juga
mirip standar. “Hanya terdapat tulisan Varro,” jelas Chris Tomas, bos
JMS dari Cibinong yang lagi getol berpromosi itu.
Tomas
terus terang, CDI buatannya bukan racing. “Hanya limiter yang
dibuang. Grafik atau kurva pengapian masih sama dengan standar,”
jelas Tomas lebih rinci. Katanya dengan unlimiter ini putaran mesin
tidak dibatasi.
Maksud Tomas sih dengan putaran yang
setinggi-tingginya itu mampu memberikan nafas panjang pada mesin.
Sehingga bisa berteriak merdeka! Iya bebas lepas tanpa halangan yang
menahan.
Dengan putaran yang tidak dibatasi tenaga mesin akan
meningkat. “Kan untuk mendapatkan tenaga mesin yang besar kudu
didukung putaran tinggi pula,” urai Tomas sambil membeberkan rumus
hubungan power mesin dan gasingan.
Makanya CDI Varro
unlimiter ini lebih cocok untuk motor harian yang mau bertenaga
lebih. Meski masih menggunakan knalpot dan spuyer standar tidak jadi
masalah. Cocok dengan aturan sekarang yang melarang knalpot berisik.
Jadi,
CDI unlimiter Varro di atas CDI standar namun banderolnya bisa
ditekan. Seharga CDI standar after market namun dapat fasilitas lebih.
Nah, pertanyaan teknis soal CDI unlimiter ini silakan kontak JMS di
(021) 87901768.
CDI RACING
Sebagai
pemegang merek yang banyak terjual di pasaran, pihak CDI BRT bisa
ditanya soal CDI racing. “CDI racing tidak hanya unlimiter, kurva
pengapian lebih advanced. Bahkan bisa diprogram,” jelas Tomy Huang, bos
BRT yang baru saja merampungkan CDI buat Ninja 250.
Yang
dimaksud lebih advanced derajat pengapian dibikin lebih maju dari
standar pabrik. Namun pihak BRT memprogram advanced masih dalam posisi
aman. “Artinya masih bisa dipakai untuk motor harian juga,” jelas Tomy
yang berkacamata itu.
Pengapian lebih maju dimaksudkan
supaya tenaga mesin lebih besar. “Kondisi ini cocok untuk mesin
dengan bahan bakar oktan tinggi. Juga kompresi lebih tinggi dari
standar,” bilang Tomy yang menggunakan cip dari Philips Belanda itu.
Kelebihan
CDI racing BRT tidak hanya cocok untuk motor harian. Motor balap
yang spek hig compression juga bisa pake. Apalagi BRT sudah
mengeluarkan versi programmable yang diatur lewat remote.
Wajar
jika CDI racing dijual dengan banderol mahal. Punya kelebihan dan
programmable. “Yang dimaksud bisa diprogram itu tidak hanya timing
atau derajat pengapian. Tapi limiter juga bisa diseting pada rpm
berapa saja,” jelas Tomy yang menjual CDI dalam jumlah puluhan ribu
tiap bulannya.
Menurut Tomy lagi dan lagi, CDI racing
sekarang juga perlu limiter. Sesuai permintaan pasar dan mekanik
sekarang. “Motor balap putarannya tidak terkendali. Jika dibiarkan
lost tanpa batas, mesin kerap rontok,” cerita Bule alias Samsuri yang
jadi tangan kanan Adriansyah, mekanik Kanzen Racing Team.
TIS DI ATAS CDI
Setingkat
di atas CDI yaitu TIS (Transistor Ignition System). Kerjanya
memanfaatkan transistor yang lebih advanced dibanding capacitor. TIS
lebih unggul karena bisa dibuat simpel dan tidak ada imbas listrik yang
besar di dalam CDI. Sehingga lebih aman dan tahan lama.
TIS
banyak dijumpai pada motor yang baru nongol. Seperti di Suzuki Thunder
125 dan Kawasaki Ninja 250. Yang baru membuat TIS racing yaitu
produsen CDI XP untuk Thunder 125. Juga pihak BRT sudah membuatnya
TIS IMAX untuk Thundie 125 dan Ninja 250.
TIS IMAX BRT
berbeda dengan sistem TIS biasa. Karena TIS umumnya menggunakan
sistem transistor biasa, sedang BRT menggunakan sistem transistor
hybrid. Keuntungannya lebih kuat dan tahan panas.
Lebih
penting lagi sistem hybrid dilengkapi proteksi overload, yang akan
memproteksi diri. Bila terjadi korslet atau kelebihan beban. TIS
system hybrid ini diterapkan di banyak mobil mewah Eropa seperti BMW.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar